Sharing Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Sabtu, 20 Juli 2013

Download PTK/PKP UT



BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan bagi perkembangan dan pembangunan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada bagaimana bangsa tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia dalam hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakat terutama kepada peserta didik. Melalui pendidikan berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional.

Guru dalam melaksanakan tugasnya secara professional memerlukan wawasan yang mantap dan utuh tentang kegiatan belajar–mengajar. Agar tercipta proses pembelajaran yang lebih baik dibutuhkan seorang guru yang profesional. Pendapat tersebut didukung oleh Sardiman (2007:133) Guru yang profesional adalah memiliki sekumpulan bidang ilmu sebagai landasan dari sejumlah tehnik dan prosedur yang unik. Sebagai contoh seorang guru harus mempelajari psikologi, metode pembelajaran, dan lain-lain. Salah satu ciri dari seorang guru yang profesional dalam meningkatkan pendidikan di sekolah, maka seorang guru harus memahami dan mampu menggunakan bermacam-macam metode pembelajaran. Penggunaan bermacam-macam metode pembelajaran, dapat meningkatkan kualitas berpikir para siswa (Sardiman,2007: 34). Seorang guru harus memiliki gambaran secara menyeluruh mengenai bagaimana proses belajar mengajar itu terjadi serta langkah-langkah apa yang diperlukan sehingga tugas–tugas keguruannya bisa dilakukan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai tujuan yang diharapkan. Salah satu wawasan yang perlu dimiliki guru adalah strategi belajar mengajar yaitu garis besar haluan bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah digariskan. Dengan strategi tersebut, guru mempunyai pedoman berkenaan dengan berbagai alternatif pilihan yang mungkin, dapat, atau harus ditempuh supaya kegiatan belajar–mengajar itu berlangsung secara teratur, sistematis, terarah, lancar dan efektif.
Tidak hanya guru yang berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan tapi juga dari diri siswa yang belajar. Belajar (Djmarah,2006:10) didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman dan latihan. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan dan terkontrol.
Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan berbahasa. Salah  satu keterampilan berbahasa yang cukup kompleks adalah menulis. Keterampilan menulis diajarkan dengan tujuan agar siswa mempunyai kemampuan dalam menuangkan ide, gagasan, pikiran, pengalaman, dan pendapatnya dengan benar. Menulis merupakan kegiatan yang paling kompleks   untuk  dipelajari  dan  diajarkan. (http://Aflahchintya23.wordpresss.
com/2011/20/03).
1.      Identifikasi Masalah
Di sekolah dasar keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya, di samping membaca dan berhitung. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ditegaskan bahwa siswa sekolah dasar perlu belajar Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Keterampilan menulis di sekolah dasar dibedakan atas keterampilan menulis permulaan dan keterampilan menulis lanjut. Keterampilan menulis permulaan ditekankan pada kegiatan menulis dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, menyalin, dikte, melengkapi cerita, dan menyalin puisi. Sedangkan pada keterampilan menulis lanjut diarahkan pada menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk percakapan, pengumuman, petunjuk, dan cerita.
Berdasarkan kenyataan dilapangan bahwa siswa dalam menulis teks pengumuman masih cenderung sendiri sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menulis. Kesulitan yang dialami siswa dalam menyusun teks pengumuman yang dihasilkan dapat diidentifikasi beberapa kelamahan, yaitu (1) siswa belum mampu mengembangkan teks penngumuman sesuai dengan kerangkan teks pengumuman, (2) siswa belum dapat memilih kosa kata yang tepat dalam mempertajam teks pengumuman yang dibuatnya, (3) kualitas ide tulisan yang dihasilkan masih rendah, dan (4) kemampuan siswa dalam mengorganisasi ide masih belum tertata dengan baik.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti berasumsi bahwa keterampilan siswa dalam menulis teks pengumuman perlu ditingkatkan. Perbaikan terhadap proses menulis perlu dilakukan segera. Dalam memperbaiaki kualitas pembelajaran perlu dituntun dengan rencana pembelajaran yang berkualitas. Sehubungan dengan penyusunan rencana pembelajaran Kunandar (2007:254) mengungkapkan bahwa ada empat komponen utama yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana pembelajaran. Komponen tersebut meliputi; (1) mengacu kompetensi dan kemampuan yang harus dikuasai siswa, (2) menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan kecakapan hidup (life skiil) sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari, (3) menggunakan metode dan media yang sesuai dan (4) penilaian dengan sistem menyeluruh. Keempat komponen tersebut akan muncul bersama-sama dalam pembelajaran.
2.      Analisis Masalah
Masalah yang sering dihadapi guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia saat ini adalah bagaimana hasil pembelajaran bahasa itu dapat diterapkan oleh siswa secara fungsional, otentik, dan utuh. Dengan demikian, pada waktu belajar bahasa siswa harus dihadapkan pada kondisi pembelajaran bahasa yang mirip dengan kondisi pada waktu siswa menggunakan bahasa itu di dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menciptakan lingkungan yang tepat dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas, guru perlu menata dan menyusun pengalaman, mendemonstrasikan dan memperagakan penggunaan bahasa yang tepat. Dengan perencanaan yang matang guru dapat mendesain pembelajaran dengan memilih penggunaan pendekatan, metode atau model yang mengikutsertakan siswa secara aktif dan kreatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tersebut.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa siswa kelas IV SDN Marindi siswa tersebut dalam proses pembelajaran guru hanya berceramah, guru lebih dominan  menjelaskan materi sehingga siswa tidak banyak terlibat aktif. Guru dalam mengajar belum menggunakan pendekatan, metode atau model mengajar yang memberikan kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif terhadap peristiwa konkrit baik fisik, mental, maupun emosional. Buku paket adalah salah satu-satunya sumber. Materi pelajaran yang dipelajari hanya informasi dari guru yang bersifat hafalan tanpa siswa mengerti prosesnya bagaimana memperoleh pemahaman tentang materi pelajaran tersebut. 
Kenyataan yang ditemui di lapangan, dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa sering merasa jenuh dan bosan karena setiap kali mereka belajar bahasa hanya terpaku pada latihan yang disediakan guru. Siswa kurang respon terhadap pembelajaran, kurang aktif dalam berbicara dan memberikan tanggapan, pendapat atau saran, sehingga nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.  Berdasarkan pengalaman yang telah penulis dapatkan dalam penelitian di SDN Marindi, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia nilai rata–rata kelas siswa kelas IV adalah 5,85 sedangkan nilai KKM (kriteria ketuntasan minimum) sekolah tersebut adalah 7,0.
Dengan kondisi seperti itulah maka dipandang perlu untuk mengadakan pembaruan dalam pembelajaran untuk mengatasi permasalahan di atas setelah menganalisis faktor penyebab dari kurang keberhasilan siswa tersebut. Dampak dari kualitas pembelajaran seperti dijelaskan di atas jika tidak ditangani menyebabkan hasil nilai ulangan mata pelajaran Bahasa Indonesia selalu rendah dan kurangnya minat atau gairah siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia tersebut.
3.      Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Cara yang bisa diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah menerapkan pembelajaran dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) yang membantu guru dalam mengaitkan antara pokok bahasan yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk siswa belajar dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Pemaduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang kuat dan mendalam sehingga siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara penyelesaiannya. Dalam hal ini siswa perlu mengerti makna belajar dan manfaatnya bagi kehidupan dan bagaimana cara mencapainya. Mereka harus sadar bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya. Sehingga mereka dapat menempatkan diri sendiri untuk membekali diri di dalam hidupnya. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya mencapainya. Dalam upaya ini, mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing. Di kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Tugas guru lebih banyak berkaitan dengan strategi daripada memberi informasi, mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas. Pengetahuan dan keterampilan dapat ditemukan oleh siswa, bukan dari apa kata guru. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibbatan aktif dalam proses pembelajaran (Wina sanjaya,2007: 253).

B.   RUMUSAN MASALAH
         Dari uraian  di atas, dapat dirumuskan masalah yang terjadi dalam pembelajaran bahasa indonesia, yaitu :
1.      Bagaimanakah aktivitas siswa pada pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching and Learning Tipe Pemodelan pada keterampilan menulis teks pengumuman kelas IV SDN Marindi?
2.      Apakah hasil belajar dapat ditingkatkan pada pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching and Learning Tipe Pemodelan keterampilan menulis teks pengumuman kelas IV SDN Marindi?




C.  TUJUAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
     Tujuan penelitian  ini adalah 
1.      Untuk mengetahui bagaimanakah aktivitas siswa melalui pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching and Learning Tipe Pemodelan pada keterampilan menulis teks pengumuman kelas IV SDN Marindi.
2.      Untuk mengetahui apakah hasil belajar dapat ditingkatkan melalui  pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching and Learning Tipe Pemodelan pada keterampilan menulis teks pengumuman kelas IV SDN Marindi.

D.  MANFAAT PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.      Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis, melatih kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, mengembangkan kemampuan berfikir, dan ketrampilan intelektual sehingga pembelajaran tersebut akan tertanam dengan baik pada benak siswa, karena pembelajaran yang dilakukan bermakna bagi mereka.
2.      Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru tentang alternatif dalam pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatakan kemampuan siswa menulis teks pengumuman melalui penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Tipe Pemodelan  dan berguna bagi guru dalam merancang skenario pembelajaran yang  menyenangkan, penuh makna dan menembangkan keterampilan berbahasa serta melahirkan kreativitas dan penggunaan pendekatan pembelajaran.

3.      Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat terhadap upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas dan menjadi inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran yang relevan serta memberikan kontribusi dalam usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran.


Untuk File BAB II Sampai Dengan Lampiran Klik 081351308823
Share:

Definition List

Unordered List

Support