Pada tulisan ini, pengertian belajar yang akan diberikan adalah pengertian atau definisi belajar menurut kamus dan menurut para ahli pendidikan, terutama ahli psikologi pendidikan.
Pengertian Belajar Menurut Kamus
Berikut ini diberikan beberapa definisi belajar menurut kamus.
Kamus thefreedictionary.com
Pada kamus the free dictionary disebutkan bahwa pengertian belajar
adalah untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, atau penguasaan melalui
pengalaman atau pembelajaran.
Kamus oxforddictionaries.com
Menurut kamus oxford dictionary belajar adalah memperoleh atau
mendapatkan pengetahuan atau keterampilan tentang sesuatu melalui
pengalaman, pembelajaran, atau pengajaran.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa belajar adalah
berusaha mengetahui sesuatu atau berusaha memperoleh ilmu pengetahuan
(kepandaian, keterampilan)
Pengertian Belajar Menurut Ahli Pendidikan
Berikut ini disajikan beberapa definisi belajar menurut ahli-ahli psikologi pendidikan.
Winkel W.S. (1997) dalam buku ‘Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar’
Winkel menyatakan pengertian belajar : suatu aktivitas mental atau
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap.
Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.
Hasan (1994) dalam buku 'Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan'
belajar adalah kegiatan yang bersifat mental atau psikis dan terjadi
saat ada interaksi aktif dengan lingkungan sehingga dhasilkan perubahan
tingkah laku, ketrampilan dan sikap
Irwanto (1997) dalam buku ‘Psikologi Umum’
Irwanto menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dari
belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu.
Sudjana (1989) dalam buku 'Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar'
Menurut Sudjana, belajar adalah proses perubahan tingkah laku karena adanya pengalaman.
Suryabrata, S. (1998) dalam buku ‘Psikologi Pendidikan’
Di dalam bukunya Suryabrata mengemukakan bahwa siswa mengalami sendiri
proses dari tidak tahu menjadi tahu, karena itu belajar yang terbaik
adalah dengan mengalami dan mempergunakan pancaindera.
Muhibbidin Syah (2000) menyatakan bahwa perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri yang khas yang dapat dilihat secara nyata dalam tiga bentuk: (1) perubahan intensional; (2) perubahan positif dan aktif; dan (3) perubahan efektif dan fungsional. Berikut pembahasannya masing-masing:
Perubahan Intensional
Perubahan tingkah laku dalam bentuk yang intensional bermakna bahwa
proses belajar berupa pengalaman atau praktek yang dilakukan secara
sengaja dan disadari. Siswa sendiri dapat menyadari bahwa ada perubahan
dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan dan
keterampilan.
Perubahan Positif dan Aktif
Perubahan positif yang dimaksud oleh Muhibbin Syah adalah bahwa
perubahan tersebut bersifat baik dan dapat bermanfaat bagi kehidupan
kemudian sesuai dengan harapan karena mendapatkan sesuatu yang sifatnya
baru dan tentu harus lebih baik dari keadaan sebelum ia belajar.
Sedangkan perubahan bersifat aktif merujuk kepada perubahan yang terjadi
karena adanya upaya oleh siswa itu sendiri.
Perubahan Efektif dan Fungsional
Perubahan hasil dari belajar dapat disebut sebagai perubahan yang
efektif jika memberi dampak dan manfaat terhadap siswa yang
bersangkutan. Kemudian, perubahan dapat dikatakan bersifat fungsional
jika perubahan yang terjadi setelah belajar itu ada di dalam diri siswa
dan bersifat relatif menetap dan bila diperlukan maka perubahan itu bisa
direproduksi dan digunakan kembali.
Perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai dampak dari proses
belajar dapat terjadi pada berbagai ranah, bisa kognitif, afektif, atau
psikomotor. Perubahan-perubahan yang dimiliki oleh siswa ini tentu
berdeda sekali dengan perubahan akibat refleks atau naluriah. Karena
itu,untuk membuat perubahan yang lebih efektif sebagai hasil belajar
oleh siswa, guru sebaiknya memberikan penguatan-penguatan
(reinforcement) dan balikan-balikan (feedback) saat proses belajar
sedang berlangsung.
Cara Meningkatkan Belajar
Nah, sudah jelas bukan tentang pengertian belajar? Mudah-mudahan untaian definisi belajar menurut beberapa kamus dan ahli psikologi pendidikan
di atas dapat menambah pengetahuan anda. Berikutnya kita akan membahas
tentang cara meningkatkan belajar pada diri siswa agar proses dan hasil
belajar mereka efektif dan memuaskan. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas belajar siswa,
yaitu: (1) kesiapan fisik dan mental; (2) konsentrasi belajar; (3) minat
dan motivasi belajar; (4) penggunaan berbagai strategi belajar yang
sesuai; (5) belajar secara holistik; (6) berbagi; dan (7) menguji hasil
belajar. Berikut paparannya:
Kesiapan Fisik dan Mental
Hal penting pertama yang harus diperhatikan sebelum siswa mulai belajar
adalah kesiapan fisik dan mental (psikis) mereka. Bila siswa tidak siap
belajar, maka pembelajaran akan berlangsung sia-sia atau tidak efektif.
Dengan siap fisik dan mental, maka siswa akan dapat belajar secara aktif.
Tingkatkan Konsentrasi
Saat belajar berlangsung, konsentrasi menjadi faktor penentu yang amat
penting bagi keberhasilannya. Apabila siswa tidak dapat berkonsentrasi
dan terganggu oleh berbaagai hal di luar kaitan dengan belajar, maka
proses dan hasil belajar tidak akan maksimal. Penting bagi guru untuk
memberikan lingkungan belajar yang mendukung terjadinya belajar pada
diri siswa.
Tingkatkan Minat dan Motivasi
Minat dan motivasi juga merupakan faktor penting dalam belajar. Tidak
akan ada keberhasilan belajar diraih apabila siswa tidak memiliki minat
dan motivasi. Guru dapat mengupayakan berbagai cara agar siswa menjadi
berminat dan termotivasi belajar. Bila minat dan motivasi dari guru
(ekstrinsik) berhasil diberikan, maka pada tahap selanjutnya peningkatan
minat dan motivasi belajar menjadi lebih mudah apalagi bila siswa
memiliki minat dan motivasi yang bersumber dari dalam dirinya sendiri
karena kepuasan yang mereka dapatkan saat belajar atau dari hasil
belajar yang mereka peroleh.
Gunakan Strategi Belajar
Guru dapat membantu siswa agar bisa dan terampil menggunakan berbagai
strategi belajar yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.
Menggunakan berbagai strategi belajar yang cocok sangat penting agar
perolehan hasil belajar menjadi maksimal. Setiap konten memiliki
karakteristik dan kekhasannya sendiri-sendiri dan memerlukan
strategi-strategi khusus untuk mempelajarinya.
Belajar Sesuai Gaya Belajar
Setiap individu demikian pula siswa memiliki gaya belajar dan jenis kecerdasan dominan
yang berbeda-beda. Guru harus mampu memberikan situasi dan suasana
belajar yang memungkinkan agar semua gaya belajar siswa terakomodasi
dengan baik. Pemilihan strategi, metode, teknik dan model pembelajaran
yang sesuai akan sangat berpengaruh. Gaya belajar yang terakomodasi
dengan baik juga akan meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam
belajar, hingga mereka dapat berkonsentrasi dengan baik dan tidak mudah
terganggu (terdistraksi) oleh hal-hal lain di luar kegiatan belajar yang
berlangsung.
Belajar Secara Holistik (Menyeluruh)
Mempelajari sesuatu tidak bisa sepotong-sepotong. Informasi yang
dipelajari harus utuh dan menyeluruh. Perlu untuk menekankan hal ini
kepada siswa, agar mereka belajar secara holistik tentang materi yang
sedang mereka pelajari. Pengetahuan akan informasi secara holistik dan
utuh akan membuat belajar lebih bermakna.
Berbagi: Biasakan Menjadi Tutor Bagi Siswa Lain
Siswa dapat difungsikan sebagai tutor sebaya bagi siswa lain. Ini tentu
sangat baik bagi mereka sebagai bentuk lain dalam mengkomunikasikan
hasil belajar atau proses belajar yang mereka lakukan. Berbagi
pengetahuan yang baru atau sudah dimiliki akan menjadikan informasi atau
pengetahuan itu terelaborasi dengan mantap.
Uji Hasil Belajar
Ujian atau tes hasil belajar
penting karena ia dapat menjadi umpan balik kepada siswa yang
bersangkutan sampai sejauh mana penguasaan mereka terhadap suatu materi
belajar. Informasi tentang sejauh mana hasil belajar yang telah mereka
peroleh akan menjadi umpan balik yang efektif agar mereka dapat
membenahi bagian-bagian tertentu yang masih belum atau kurang dikuasai.
Siswa menjadi mempunyai peta kekuatan dan kelemahan hasil belajar mereka
sehingga mereka dapat memperbaiki atau memperkayanya.
Referensi:
- Hasan, Ch. (1994). Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya: Al- Ikhlas
- Irwanto. (1997). Psikologi Umum. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
- Muhibbin, Syah. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
- Sudjana, N. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
- Suryabrata, S. (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada .
- Winkel, WS (1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.