Sharing Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Selasa, 24 Desember 2013

Implementasi Model Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual ( SAVI ) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Sifat Cahaya di Kelas V SDN 1 Mahe Pasar Kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong

BAB I
PENDAHULUAN
  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No. 20 Thn 2003,Bab I Pasal1).
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan pendidikan lebih lanjut. Guna mencapai tujuan pendidikan dasar tersebut maka sebagai seorang guru Sekolah Dasar, kita  mempunyai  andil yang sangat besar. Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang bermutu  (KTSP, 2006)  .
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar ( UU No. 20 Thn 2003 Pasal 1). Dalam pembelajaran ada kegiatan  yang tak terpisahkan yaitu kegiatan mengajar dan ada kegiatan belajar.
Bruner mengemukakan bahwa proses pembelajaran di kelas bukan untuk menghasilkan perpustakaan hidup untuk suatu subjek keilmuan, tetapi untuk melatih siswa berpikir kritis untuk dirinya, mempertimbangkan hal-hal yang ada di sekelilingnya, dan berpartisipasi aktif  di dalam proses mendapatkan pengetahuan ( Adriana,2007:56).
Belajar menurut Cronbach “ Learning is shown by change in behavior as a result of experinces “ yang berarti belajar yang efektif adalah melaui pengalaman. Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat inderanya ( Soemanto, 2006:104).
Montessori juga  mengungkapkan bahwa anak-anak memilki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak didiknya. Pernyataan Montessori ini memeberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri anak adalah anak itu sendiri,  sedang pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik ( Sardiman,2007:96).  Karena Piaget beranggapan anak bukan botol kosong yang siap untuk diisi , melainkan anak secara aktif akan membangun pengetahuan dunianya (Adriana,2007:44).
Rousseau memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dan dengan bekerja sendiri ( Sardiman,2007:96). Hal ini berarti dalam belajar, siswa/ subjek didik harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak akan mungkin berlangsung dengan baik.
Belajar dengan menggunakan totalitas aktivitas yaitu menggunakan gerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memnfaatkan indera sebanyak mungkin , dan membuat seluruh tubuh , serta pikiran terlibat dalam belajar. Belajar seperti ini lebih efektif dari pada belajar berdasarkan ceramah, menulis dan dikte ( Takari,2009:11).
Pada saat ini masih banyak guru IPA yang hanya menyampaikan materi dari buku semata, dengan prinsif yang penting dapat menuntaskan semua materi dengan alokasi waktu yang sudah ditetapkan tiap semesternya. Oleh karenanya pembelajaran yang tercipta hanya satu arah.  Guru jarang melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran apalagi untuk membuktikan kebenaran satu konsep yang diajarkan .Akibatnya siswa pasif , tidak kritis, tidak berani mencoba dan hanya memperoleh pengetahuan tanpa pernah membuktikan kebenaran dari pengetahuan ( konsep atau teori ) yang di ajarkan.
 Pembelajaran seperti yang telah disebutkan juga masih ada terjadi salah satunya  pada Kelas V SDN 1 Mahe  Pasar Kecamatan Haruai. Dimana gurunya sangat  jarang  memvariasikan model maupun metode pembelajarannya. Kebanyakan  materi di ajarkan dengan metode ceramah dan penugasan saja. Akibatnya siswa terbiasa dengan pola pembelajaran mendengarkan penjelasan guru, mencatat kemudian mengerjakan tugas . Siswa pasif , tidak kritis dan mudah lupa terhadap konsep yang sudah diajarkan. Hal ini tampaknya berakibat pada hasil belajar siswa, khususnya pada Kelas V semester 2. Hal ini dikarenakan  pada semester 2 ini banyak materi ajar berupa konsep yang akan mudah dipahami jika dilakukan dengan praktek  langsung. Berdasarkan hasil observasi  peneliti pada  kelas V saat melaksanakan megajar Kelas V SDN 1 Mahe  Pasar Kecamatan Haruai, didapat data bahwa nilai rata-rata ulangan semester  1 tahun  2011/2012 yaitu hanya 63,13. Dimana nilai tersebut masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70,00. Apabila kondisi seperti ini dibiarkan maka akan berakibat kurang baik bagi siswa maupun sekolah. Apalagi siswa kelas V tentunya akan beranjak ke kelas VI , dimana apabila di kelas V mereka sudah mengalami permasalahan tentunya akan mempersulit mereka saat mengikuti ujian akhir sekolah nantinya.
 Berdasarkan permasalahan yang ditemukan,maka peneliti tertarik untuk mencoba melakukan tindakan penelitian. Dalam hal ini peneliti akan mencoba menerapkan model pembelajaran SAVI ( Somatis, Auditori, Visual , Intelektual ) untuk peningkatan hasil belajar siswa kelas 5 SDN 1 Mahe  Pasar pada konsep Sifat Cahaya .
 Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari Somatic yang bermakna gerakan tubuh  (hands-on, aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditorial yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; Visual  yang bermakana belajar harusah menggunakan indera mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga, dan intelellectually yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on), belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah dan menerapkan (Suyatno,2009:65). 
Gerakan fisik dapat meningkatkan proses mental. Bagian otak siswa terlibat dalam gerakan tubuh yaitu korteks motor yang terletak tepat disebelah bagian otak yang berfungsi untuk berpikir dan memecahkan masalah( Takari,2009:11).
Melalui penggunnan model SAVI dapat mengaktifkan seluruh indera siswa. Siswa dapat melakukan gerak (somatis), dengar (auditori), mengamti (visual) dan berpikir (Intelektual). Dengan model ini aktivitas siswa akan terlihat. Dimana siswa akan aktif secara fisik (somatis, auditori,visual) dan juga psikisnya (intelektualnya).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menentukan materi kajian kelas V pada sebagai materi penelitian dengan memberi judul pada penelitian ini adalah : “ Implementasi Model Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual ( SAVI ) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Sifat Cahaya di  Kelas V SDN 1 Mahe  Pasar Kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tindakan kelas ini maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1)    Bagaimanakah aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran model Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual ( SAVI ) pada konsep Sifat Cahaya bagi siswa Kelas V SDN 1 Mahe  Pasar Kecamatan Haruai?
2)   Bagaimanakah aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran model Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual ( SAVI ) pada konsep Sifat Cahaya bagi siswa Kelas V SDN 1 Mahe  Pasar Kecamatan Haruai ?
3)   Apakah  dengan menggunakan model Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual ( SAVI ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Sifat Cahaya di Kelas V SDN 1 Mahe  Pasar Kecamatan Haruai ?
C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan di Kelas V SDN 1 Mahe  Pasar Kecamatan Muara  ini adalah  untuk mengetahui :
1.      Peningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI)  pada Konsep Sifat Cahaya di Kelas V SDN 1 Mahe  Pasar Kecamatan Haruai.
2.      Peningkatan Aktivitas Siswa dengan menggunakan model Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI)  pada Konsep Sifat Cahaya di Kelas V SDN 1 Mahe  Pasar Kecamatan Haruai.
3.      Peningkatan Aktivitas Guru dengan menggunakan  model Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI) pada  Konsep Sifat Cahaya di Kelas V SDN 1 Mahe  Pasar Kecamatan Haruai.
D.    Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah.


1.    Bagi Siswa
Penelitian ini dapat memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, dan memotivasi,meningkatkan partisipasi, memberikan makna  serta hasil belajar yang lebih baik bagi siswa khususnya dalam mata pelajaran IPA.
2.    Bagi Guru
Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan masukan dalam mengembangkan model  pembelajaran  IPA  melalui model Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI)  Kegiatan ini bermanfaat untuk perbaikan dan praktik  mengajarnya, baik dalam menetapkan, memilih dan menyesuaikan materi, metode, media pembelajaran, serta sistem penilaian yang diberikan di kelas. Hal ini  diharapkan dapat mendorong guru melakukan studi penelitian kelas ditempatnya pada kesempatan yang lain.
3.    Bagi  Sekolah
Hasil penelitian ini  dapat dijadikan pertimbangan bagi sekolah untuk menginstruksikan guru-guru agar bisa mencoba menggunakan model Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI)   dengan materi ajar mata pelajaran IPA dan kelas yang sesuai.
untuk bab 1 sampai dengan 5 klik Hubungi 081351308823


Share:

Definition List

Unordered List

Support