Selamat Datang di Blog Wacana,
Kali ini saya akan sedikit mengulas mengenai cara menyampaikan mata
pelajaran yang asyik dan lebih dekat dengan para siswa. Tujuannya agar
siswa lebih terampil dan lebih aktif dalam peningkatan cara belajarnya.
Silahkan simak saja dibawah ini.
Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang sama sekali baru bagi
para guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model
pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa
yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda. Jika
memungkinkan bisa saja dalam sebuah kelompok anggotanya terdiri dari
ras, suku dan agama yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
Model pembelajaran kooperatif menguatamakan kerjasama dalam
menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
* MEMULAI METODE "MAKE A MATCH"
Teknik metode pembelajaran "Make a Match" atau mencari pasangan, dikembangkan oleh Lorna Curran pada
tahun 1994. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana
yang menyenangkan. Langkah-langkah penerapan metode ini adalah sebagai
berikut.
- Guru mengelompokkan peserta didik menjadi beberapa kelompok yang heterogen (beragam). Tiap kelompok terdiri atas 4-6 siswa.
- Guru membagikan bahan ajar untuk didiskusikan oleh kelompok.
- Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya adalah kartu jawaban.
- Pecahkan siswa menjadi dua kelompok, misalnya menjadi kelompok A dan kelompok B.
- Bagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.
- Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal dan jawaban.
- Tiap siswa yang mendapatkan kartu soal memikirkan jawaban dari kartu yang dipegangnya.
- Siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartu yang dimilikinya.
- Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu akan diberi poin.
- Setelah satu babak, kartu dikocok kembali dan setiap siswa bergantian peran. Siswa yang semula berperan sebagai pembawa kartu soal menjadi pembawa kartu jawaban di babak berikutnya.
- Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.
- Guru bersama dengan siswa kemudian membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran yang berhasil didapatkannya.
* KELEBIHAN MODEL PEMBELAJARAN "MAKE A MATCH"
Ini adalah beberapa kelebihan yang dimiliki jika guru/pengajar melakukan
metode pembelajaran dengan cara "Make a Match". diantaranya :
- Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan kepadanya melalui kartu.
- Meningkatkan kreatifitas belajar para siswa.
- Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dan mengajar.
- Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media pembelajaran yang dibuat oleh guru.
* KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN "MAKE A MATCH"
Selain kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran semacam ini, ada
juga kekuranga yang dirasakan saat melakukan prosesnya. Inilah
kekurangan-kekurangan tersebut :
- Sulit bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus sesuai dengan materi pelajaran.
- Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran.
- Sulit membuat siswa berkonsentrasi karena lebih mengutamakan aktifitas yang lebih.