Sharing Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Kamis, 14 November 2013

Model Pembelajaran Kooperatif "Make A Match"

Selamat Datang di Blog Wacana,
Kali ini saya akan sedikit mengulas mengenai cara menyampaikan mata pelajaran yang asyik dan lebih dekat dengan para siswa. Tujuannya agar siswa lebih terampil dan lebih aktif dalam peningkatan cara belajarnya. Silahkan simak saja dibawah ini.
Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang sama sekali baru bagi para guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda. Jika memungkinkan bisa saja dalam sebuah kelompok anggotanya terdiri dari ras, suku dan agama yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender. Model pembelajaran kooperatif menguatamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
* MEMULAI METODE "MAKE A MATCH"
Teknik metode pembelajaran "Make a Match" atau mencari pasangan, dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah penerapan metode ini adalah sebagai berikut.
  1. Guru mengelompokkan peserta didik menjadi beberapa kelompok yang heterogen (beragam). Tiap kelompok terdiri atas 4-6 siswa.
  2. Guru membagikan bahan ajar untuk didiskusikan oleh kelompok.
  3. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya adalah kartu jawaban.
  4. Pecahkan siswa menjadi dua kelompok, misalnya menjadi kelompok A dan kelompok B.
  5. Bagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.
  6. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal dan jawaban.
  7. Tiap siswa yang mendapatkan kartu soal memikirkan jawaban dari kartu yang dipegangnya.
  8. Siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartu yang dimilikinya.
  9. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu akan diberi poin.
  10. Setelah satu babak, kartu dikocok kembali dan setiap siswa bergantian peran. Siswa yang semula berperan sebagai pembawa kartu soal menjadi pembawa kartu jawaban di babak berikutnya.
  11. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.
  12. Guru bersama dengan siswa kemudian membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran yang berhasil didapatkannya.
* KELEBIHAN MODEL PEMBELAJARAN "MAKE A MATCH"
Ini adalah beberapa kelebihan yang dimiliki jika guru/pengajar melakukan metode pembelajaran dengan cara "Make a Match". diantaranya :
  1. Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan kepadanya melalui kartu.
  2. Meningkatkan kreatifitas belajar para siswa.
  3. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dan mengajar.
  4. Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media pembelajaran yang dibuat oleh guru.
* KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN "MAKE A MATCH"
Selain kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran semacam ini, ada juga kekuranga yang dirasakan saat melakukan prosesnya. Inilah kekurangan-kekurangan tersebut :
  1. Sulit bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus sesuai dengan materi pelajaran.
  2. Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran.
  3. Sulit membuat siswa berkonsentrasi karena lebih mengutamakan aktifitas yang lebih.
Sekian postingan saya kali ini yang berjudul Model Pembelajaran Kooperatif "Make a Match" ini. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi acuan sahabat yang berprofesi sevagai pengajar untuk diterapkan pada saat kegiatan belajar mengajar. Mohon dukungan juga bantuannya untuk membagikan setiap postingan di blog wacana ini. Berbagi hal positif akan sangat berarti jika dilakukan dengan ikhlas dan hati yang tulus.
Share:

Definition List

Unordered List

Support