Sharing Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Senin, 04 November 2013

PTK SD MATEMATIKA


BAB  I PENDAHULUAN  A.      Latar Belakang 
Matematika adalah ilmu dasar yang berkembang sangat pesat baik materi maupun kegunaannya. Maka pelajaran ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dengan menggunakan bilangan dan menggunakan ketajaman penalaran untuk menyelesaikan persoalan sehari-hari. Dengan kata lain belajar matematika yaitu mempelajari obyek kajian yang abstrak dengan pola pendekatan deduktif dan kebenaran absolut. Namun pada kenyataannya pembelajaran di sekolah seringkali mengalami kesulitan dan banyak dari siswa tidak menyukai pelajaran matematika. Siswa mempelajari matematika yang sifat materinya masih elementer dan hal itu merupakan konsep essensial sebagai dasar bagi prasyarat konsep yang lebih tinggi. Banyak aplikasi dalam kehidupan masyarakat dan pada umumnya dalam mempelajari konsep-konsep tersebut bisa dipahami melalui pendekatan induktif. Hal ini sesuai dengan kemampuan kognitif siswa yang telah dicapainya.
Adapun beberapa masalah yang perlu mendapat perhatian adalah apabila siswa secara prematur dihadapkan suatu materi pelajaran tertentu sedangkan ia belum siap untuk memahaminya, maka ia tidak saja akan gagal dalam belajar tetapi juga belajar untuk menakuti, membenci, dan menghindari pelajaran yang berkenaan dengan materi tersebut (Erman Suherman dan Udin S.Winataputra, 1999:137).

            Untuk mengkomunikasikan matematika ada beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu aspek merepresentasi, merekonstruksi, kerjasama.
Dalam pembelajaran matematika siswa perlu mendengarkan dengan cermat, aktif, dan menuliskan kembali pernyataan atau komentar penting yang diungkapkan oleh teman ataupun guru. Kemampuan matematika siswa rendah karena sebagian besar siswa kurang antusias menerimanya. Siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut atau malu mengemukakan pendapatnya. Tidak jarang siswa merasa kurang mampu dalam mempelajari matematika sebab matematika dianggap sulit, menakutkan, bahkan sebagian dari mereka ada yang membencinya sehingga matematika dianggap sebagai momok oleh mereka. Hal ini menyebabkan siswa menjadi takut atau fobia terhadap matematika. Ketakutan yang muncul dari dalam diri siswa tidak hanya di sebabkan oleh siswa itu sendiri. Tetapi juga di dukung oleh ketidak mampuan guru menciptakan situasi yang membawa siswa tertarik pada matematika. Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Heman Handoyo (Rosyanda, 2002:3) bahwa di dalam kelas guru tidak mampu menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi timbal balik dalam pelajaran matematika bahkan sering terjadi secara tidak sadar guru menciptakan situasi yang menghambat terjadinya komunikasi itu. Dalam dunia pendidikan juga tidak terlepas dari peran komunikasi. Komunikasi antar siswa perlu dikembangkan. Siswa perlu dilatih untuk merepresentasi suatu masalah beserta pemecahannya. Komunikasi yang terjadi berupa interaksi antar siswa ataupun dengan gerunya. Interaksi tersebut bisa diamati pada pembahasan soal, siswa dapat berkomunikasi dengan guru atau dengan teman yang lain bagaimana cara pemecahan soal yang dihadapi
            Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar di SDN xxxxx Kecamatan xxxxx dijumpai rendahnya hasil belajar siswa untuk pelajaran matematika pada pokok bahasan operasi hitung campuran bilangan bulat. Dari 30 siswa kelas V SDN xxxxx, cuma 10 atau 33,33 % siswa yang memperoleh nilai hasil belajar matematika untuk pokok bahasan operasi hitung campuran bilangan bulat diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Sedangkan 20 atau 66,67 % siswa lainnya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan.
            Pengerjaan operasi hitung campuran bilangan bulat membutuhkan kemampuan penguasaan beberapa operasi hitung yaitu penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian pada bilangan bulat negative, positif dan nol, sehingga memiliki tingkat kesukaran yang tinggi.
 Model pembelajaran yang dilaksanakan semula pada pembahasan operasi hitung campuran bilangan bulat adalah dengan mencatatkan rumus-rumus hitung operasi bilangan bulat pada siswa untuk dihafalkan dan kemudian diterapkan pada latihan soal yang diberikan.
Misalnya siswa diberikan rumus :
a.         Perkalian dan pembagian memiliki kedudukan yang lebih kuat jika dibandingkan dengan penjumlahan dan pengurangan sehingga pada hitung campuran harus didahulukan pengerjaannya jika tidak terdapat tanda kurung.
b.         Untuk operasi hitung yang setara yaitu perkalian dan pembagian atau penjumlahan dan pengurangan dikerjakan sesuai dengan urutan terdepan kecuali terdapat tanda kurung
c.         Bilangan bulat negative jika dikalikan bilangan bulat positif akan menghasilkan bilangan bulat negative.
d.        Bilangan bulat negative jika dikalikan bilangan bulat negatif akan menghasilkan bilangan bulat positif.
e.         Bilangan bulat negative jika dibagi bilangan bulat positif akan menghasilkan bilangan bulat negative.
f.          Bilangan bulat negative jika dibagi bilangan bulat negatif akan menghasilkan bilangan bulat positif.
Setelah siswa hafal dengan rumus tersebut kemudian diberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan sesuai rumus tanpa memberikan penjelasan lanjutan secara detail
Dari hasil membaca berbagai macam literature dan berkonsultasi dengan beberapa rekan sejawat serta nara sumber, peneliti berkeinginan untuk mengadakan suatu penelitian tindakan kelas dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang lebih inovatif . Sebab model pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan tidak seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya pembelajaran yang monoton dari waktu kewaktu, guru yang bersifat otoriter dan kurang bersahabat dengan siswa sehingga siswa merasa bosan dan kurang minat belajar. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik harus selalu meningkatkan kualitas profesionalismenya yaitu dengan cara memberikan kesempatan belajar kepada siswa dengan melibatkan siswa secara efektif dalam proses belajar mengajar. Adapun model pembelajaran  matematika yang umumnya digunakan oleh guru matematika pada saat ini adalah model konvensional yang mengandalkan ceramah dan alat bantu utamanya adalah papan tulis. Sehingga model konvensional yang digunakan pada saat mengajar menitik beratkan pada keaktifan guru, sedangkan siswa cenderung pasif. Berdasarkan kajian dari berbagai literature, pustaka, nara sumber dan  beberapa hasil penelitian terdahulu, salah satu model yang paling tepat digunakan untuk mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran numbered heads together pada pembahasan pokok bahasan operasi hitung campuran bilangan bulat.

1.        Identifikasi Masalah
Berdasarkan  hasil pengamatan peneliti bersama teman sejawat dan kepala sekolah untuk mengidentifiksi masalah rendahnya pencapaian hasil belajar dan criteria ketuntasan minimal yang harus dicapai siswa pada mata pelajaran matematika pokok bahasan operasi hitung campuran bilangan bulat ditemukan sebagai berikut:
a.       Pemahaman siswa terhadap penjelasan guru tentang pengerjaan operasi hitung campuran masih rendah.
b.      Motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran tentang operasi hitung campuran bilangan bulat rendah.
c.       Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.
d.      Kurang adanya kerjasama antar siswa dalam pengerjaan tugas .
e.       Kurangnya tanggung jawab siswa dalam pengerjaan tugas.

2.        Analisis Masalah
Berdasarkan  hasil identifikasi masalah peneliti bersama teman sejawat, kepala sekolah dan pembimbing melakukan analisis penyebab dari permasalahan tersebut, dan didapatkan hasil analisis masalah sebagai berikut :
a.       Penyampaian materi oleh guru hanya menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas saja.
b.      Guru kurang bisa menciptakan situasi yang membangkitkan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran.
c.       Pembelajaran terlalu terpusat pada guru.
d.      Guru tidak memberikan tugas kelompok yang terorganisir.
e.       Perhatian guru terhadap siswa kurang merata.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah tersebut, peneliti bersama teman sejawat, kepala sekolah dan pembimbing menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
“ Bagaimanakah cara menerapkan  metode pembelajaran Numbered Heads Together untuk meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas V SDN xxxxx Tahun Ajaran 2009-2010 pada pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat?”
C.  Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana tersebut di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Operasi Hitung Campuran  Bilangan Bulat Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together pada Siswa Kelas V SDN xxxxxx Tahun Ajaran 2010-2011” adalah sebagai berikut :
1.      Mendeskripsikan penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together untuk meningkatkan hasil belajar dan pencapaian ketuntasan minimal yang harus dicapai Siswa Kelas V SDN xxxxx Tahun Ajaran 2010-2011 pada pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan
2.      Mengetahui efektivitas metode pembelajaran Numbered Heads Together untuk meningkatkan hasil belajar dan pencapaian criteria ketuntasan minimal yang harus dicapai Siswa Kelas V SDN Cxxxx Tahun Ajaran 2010-2011 pada pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan
3.      Meningkatkan motivasi siswa mengikuti pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung  Campuran Bilangan Bulat melalui penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together.
4.      Meningkatkan aktivitas Siswa Kelas V SDN xxxxx Tahun Ajaran 2010-2011 pada pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung  Campuran Bilangan Bulat melalui penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together.
5.      Meningkatkan keterampilan kerjasama Siswa Kelas V SDN xxxxxx Tahun Ajaran 2010-2011 pada pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat melalui penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together.
6.      Meningkatkan tanggung jawab Siswa Kelas V SDN xxxxx Tahun Ajaran 2010-2011 dalam pengerjaan tugas kelompok pada pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat melalui penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together.

D.  Manfaat  Penelitian
Dari hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1.      Bagi Siswa :
·         Meningkatkan hasil belajar dan pencapaian KKM
·         Meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika
·         Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
·         Meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran matematika
·         Meningkatkan tanggung jawab siswa dalam pengerjaan tugas kelompok pada pembelajaran matematika


2.      Bagi Guru :
·         Memiliki keteramplan melaksanakan pembelajaran dengan metode Numbered Heads Together.
·         Meningkatkan kreativitas variasi pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa
·         Meningkatkan kreativitas dalam mendesain model pembelajaran inovatif.
3.      Bagi Sekolah:
·         Dapat digunakan sebagai pedoman untuk perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran dan kelas lain.
·         Meningkatkan profesionalitas SDM guru dalam pengembangan pembelajaran.
·         Perbaikan kualitas pembelajaran dan mutu sekolah.
4.      Bagi Pengembangan Kurikulum:
·         Diperolehnya ketepatan penerapan model pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum.
·         Diperolehnya hasil nyata untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang muncul dalam penerapan suatu model pembelajaran.
·         Diperolehnya suatu hasil implementasi sebagai acuan pengembangan model pembelajaran selanjutnya.
 Untuk fil lengkap bab 1 sampai lampiran klik 081351308823
Share:

Definition List

Unordered List

Support