BAB I PENDAHULUAN A.
Latar
Belakang
Adapun
beberapa masalah yang perlu mendapat perhatian adalah apabila siswa secara
prematur dihadapkan suatu materi pelajaran tertentu sedangkan ia belum siap
untuk memahaminya, maka ia tidak saja akan gagal dalam belajar tetapi juga
belajar untuk menakuti, membenci, dan menghindari pelajaran yang berkenaan
dengan materi tersebut (Erman Suherman dan Udin S.Winataputra, 1999:137).
Untuk mengkomunikasikan matematika
ada beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu aspek merepresentasi,
merekonstruksi, kerjasama.
Dalam
pembelajaran matematika siswa perlu mendengarkan dengan cermat, aktif, dan
menuliskan kembali pernyataan atau komentar penting yang diungkapkan oleh teman
ataupun guru. Kemampuan matematika siswa rendah karena sebagian besar siswa
kurang antusias menerimanya. Siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut atau malu
mengemukakan pendapatnya. Tidak jarang siswa merasa kurang mampu dalam
mempelajari matematika sebab matematika dianggap sulit, menakutkan, bahkan
sebagian dari mereka ada yang membencinya sehingga matematika dianggap sebagai
momok oleh mereka. Hal ini menyebabkan siswa menjadi takut atau fobia terhadap
matematika. Ketakutan yang muncul dari dalam diri siswa tidak hanya di sebabkan
oleh siswa itu sendiri. Tetapi juga di dukung oleh ketidak mampuan guru menciptakan
situasi yang membawa siswa tertarik pada matematika. Hal ini sesuai yang
disampaikan oleh Heman Handoyo (Rosyanda, 2002:3) bahwa di dalam kelas guru
tidak mampu menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi timbal
balik dalam pelajaran matematika bahkan sering terjadi secara tidak sadar guru
menciptakan situasi yang menghambat terjadinya komunikasi itu. Dalam dunia
pendidikan juga tidak terlepas dari peran komunikasi. Komunikasi antar siswa
perlu dikembangkan. Siswa perlu dilatih untuk merepresentasi suatu masalah
beserta pemecahannya. Komunikasi yang terjadi berupa interaksi antar siswa
ataupun dengan gerunya. Interaksi tersebut bisa diamati pada pembahasan soal,
siswa dapat berkomunikasi dengan guru atau dengan teman yang lain bagaimana
cara pemecahan soal yang dihadapi
Berdasarkan pengalaman peneliti
mengajar di SDN xxxxx Kecamatan xxxxx dijumpai rendahnya hasil belajar
siswa untuk pelajaran matematika pada pokok bahasan operasi hitung campuran
bilangan bulat. Dari 30 siswa kelas V SDN xxxxx, cuma 10 atau 33,33 %
siswa yang memperoleh nilai hasil belajar matematika untuk pokok bahasan
operasi hitung campuran bilangan bulat diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang telah ditetapkan. Sedangkan 20 atau 66,67 % siswa lainnya belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan.
Pengerjaan operasi hitung campuran
bilangan bulat membutuhkan kemampuan penguasaan beberapa operasi hitung yaitu
penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian pada bilangan bulat negative,
positif dan nol, sehingga memiliki tingkat kesukaran yang tinggi.
Model pembelajaran yang dilaksanakan semula
pada pembahasan operasi hitung campuran bilangan bulat adalah dengan
mencatatkan rumus-rumus hitung operasi bilangan bulat pada siswa untuk
dihafalkan dan kemudian diterapkan pada latihan soal yang diberikan.
Misalnya
siswa diberikan rumus :
a.
Perkalian dan pembagian
memiliki kedudukan yang lebih kuat jika dibandingkan dengan penjumlahan dan
pengurangan sehingga pada hitung campuran harus didahulukan pengerjaannya jika
tidak terdapat tanda kurung.
b.
Untuk operasi hitung
yang setara yaitu perkalian dan pembagian atau penjumlahan dan pengurangan
dikerjakan sesuai dengan urutan terdepan kecuali terdapat tanda kurung
c.
Bilangan bulat negative
jika dikalikan bilangan bulat positif akan menghasilkan bilangan bulat
negative.
d.
Bilangan bulat negative
jika dikalikan bilangan bulat negatif akan menghasilkan bilangan bulat positif.
e.
Bilangan bulat negative
jika dibagi bilangan bulat positif akan menghasilkan bilangan bulat negative.
f.
Bilangan bulat negative
jika dibagi bilangan bulat negatif akan menghasilkan bilangan bulat positif.
Setelah
siswa hafal dengan rumus tersebut kemudian diberikan soal-soal latihan untuk
dikerjakan sesuai rumus tanpa memberikan penjelasan lanjutan secara detail
Dari
hasil membaca berbagai macam literature dan berkonsultasi dengan beberapa rekan
sejawat serta nara sumber, peneliti berkeinginan untuk mengadakan suatu
penelitian tindakan kelas dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang lebih inovatif . Sebab model pembelajaran yang kurang efektif
dan efisien, menyebabkan
tidak
seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya pembelajaran yang monoton dari waktu
kewaktu, guru yang bersifat otoriter dan kurang bersahabat dengan siswa sehingga siswa merasa bosan dan
kurang minat
belajar.
Untuk mengatasi hal tersebut maka guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik harus selalu meningkatkan
kualitas profesionalismenya yaitu dengan cara memberikan kesempatan belajar kepada siswa dengan
melibatkan siswa
secara
efektif dalam proses belajar mengajar. Adapun model pembelajaran matematika yang umumnya digunakan oleh guru matematika pada saat ini
adalah model konvensional yang
mengandalkan
ceramah dan alat bantu utamanya adalah papan tulis. Sehingga model konvensional yang digunakan pada
saat mengajar menitik beratkan pada
keaktifan
guru, sedangkan siswa cenderung pasif. Berdasarkan kajian dari berbagai
literature, pustaka, nara sumber dan beberapa hasil penelitian terdahulu, salah
satu model yang paling tepat digunakan untuk mengatasi kesulitan tersebut
adalah dengan menerapkan model pembelajaran numbered
heads together pada pembahasan pokok bahasan operasi hitung campuran bilangan
bulat.
1.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti bersama teman
sejawat dan kepala sekolah untuk mengidentifiksi masalah rendahnya pencapaian
hasil belajar dan criteria ketuntasan minimal yang harus dicapai siswa pada
mata pelajaran matematika pokok bahasan operasi hitung campuran bilangan bulat
ditemukan sebagai berikut:
a. Pemahaman
siswa terhadap penjelasan guru tentang pengerjaan operasi hitung campuran masih
rendah.
b. Motivasi
siswa untuk mengikuti pembelajaran tentang operasi hitung campuran bilangan
bulat rendah.
c. Keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.
d. Kurang
adanya kerjasama antar siswa dalam pengerjaan tugas .
e. Kurangnya
tanggung jawab siswa dalam pengerjaan tugas.
2.
Analisis
Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah peneliti bersama
teman sejawat, kepala sekolah dan pembimbing melakukan analisis penyebab dari
permasalahan tersebut, dan didapatkan hasil analisis masalah sebagai berikut :
a. Penyampaian
materi oleh guru hanya menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas saja.
b. Guru
kurang bisa menciptakan situasi yang membangkitkan motivasi siswa untuk
mengikuti pembelajaran.
c. Pembelajaran
terlalu terpusat pada guru.
d. Guru
tidak memberikan tugas kelompok yang terorganisir.
e. Perhatian
guru terhadap siswa kurang merata.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan hasil
identifikasi dan analisis masalah tersebut, peneliti bersama teman sejawat,
kepala sekolah dan pembimbing menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
“ Bagaimanakah cara menerapkan metode pembelajaran Numbered Heads Together untuk meningkatkan hasil belajar Siswa
Kelas V SDN xxxxx Tahun Ajaran 2009-2010 pada pelajaran Matematika pokok
bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana tersebut di
atas, tujuan yang hendak dicapai dalam Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Operasi Hitung
Campuran Bilangan Bulat Melalui
Penerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together pada Siswa
Kelas V SDN xxxxxx Tahun Ajaran 2010-2011” adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan
penerapan metode pembelajaran Numbered
Heads Together untuk meningkatkan hasil belajar dan pencapaian ketuntasan
minimal yang harus dicapai Siswa Kelas V SDN xxxxx Tahun Ajaran 2010-2011
pada pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan
2. Mengetahui
efektivitas metode pembelajaran Numbered
Heads Together untuk meningkatkan hasil belajar dan pencapaian criteria
ketuntasan minimal yang harus dicapai Siswa Kelas V SDN Cxxxx Tahun Ajaran
2010-2011 pada pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran
Bilangan
3. Meningkatkan
motivasi siswa mengikuti pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat melalui penerapan
metode pembelajaran Numbered Heads
Together.
4. Meningkatkan
aktivitas Siswa Kelas V SDN xxxxx Tahun Ajaran 2010-2011 pada pelajaran
Matematika pokok bahasan Operasi Hitung
Campuran Bilangan Bulat melalui penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together.
5. Meningkatkan
keterampilan kerjasama Siswa Kelas V SDN xxxxxx Tahun Ajaran 2010-2011 pada
pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat
melalui penerapan metode pembelajaran Numbered
Heads Together.
6. Meningkatkan
tanggung jawab Siswa Kelas V SDN xxxxx Tahun Ajaran 2010-2011 dalam
pengerjaan tugas kelompok pada pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi
Hitung Campuran Bilangan Bulat melalui penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tindakan
kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Bagi
Siswa :
·
Meningkatkan hasil
belajar dan pencapaian KKM
·
Meningkatkan motivasi
siswa dalam pembelajaran matematika
·
Meningkatkan aktivitas
siswa dalam pembelajaran matematika
·
Meningkatkan kerjasama
siswa dalam pembelajaran matematika
·
Meningkatkan tanggung
jawab siswa dalam pengerjaan tugas kelompok pada pembelajaran matematika
2. Bagi
Guru :
·
Memiliki keteramplan
melaksanakan pembelajaran dengan metode Numbered
Heads Together.
·
Meningkatkan
kreativitas variasi pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa
·
Meningkatkan
kreativitas dalam mendesain model pembelajaran inovatif.
3. Bagi
Sekolah:
·
Dapat digunakan sebagai
pedoman untuk perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran dan kelas lain.
·
Meningkatkan
profesionalitas SDM guru dalam pengembangan pembelajaran.
·
Perbaikan kualitas
pembelajaran dan mutu sekolah.
4. Bagi
Pengembangan Kurikulum:
·
Diperolehnya ketepatan
penerapan model pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum.
·
Diperolehnya hasil
nyata untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang muncul dalam penerapan
suatu model pembelajaran.
·
Diperolehnya suatu
hasil implementasi sebagai acuan pengembangan model pembelajaran selanjutnya.
Untuk fil lengkap bab 1 sampai lampiran klik 081351308823