PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Sehingga
IPA bukan hanya penugasan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja akan tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Cahyo, 2013).
Pendidikan sains
menekankan pada pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan
kompetensi siswa agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “ berbuat” sehingga
bisa membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar (Putra, 2013:40).
Belajar adalah
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni
mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan
perubahan kelakuan. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada
aspek-aspek yakni pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,
emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap, dan lain-lain
(Hamalik, 2014:36-38).
Agar dapat
mengajar efektif, guru juga harus meningkatkan kemampuan bagi siswa (kuantitas)
dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat
ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Kondisi
belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam
belajar. Untuk itu dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus memiliki
pendekatan pembelajaran yang tepat untuk membuat proses bembelajaran di kelas
dapat berjalan lancar dan baik tentunya agar proses pembelajaran lebih
bermakna.
Diantara potensi
dan perkembangan siswa yang perlu diperhatikan adalah berkaitan dengan
keterampilan proses sains dalam belajar. Kaitan dengan pembelajaran IPA,
keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan proses sains. Menurut Putra
(2013:53), pembelajaran sains adalah proses transfer ilmu dua arah antara guru
(sebagai pemberi informasi) dan siswa (sebagai informasi) dengan metode
tertentu (proses sains). Dengan demikian pembelajaran akan menjadi kreatif dan
siswa pun lebih aktif dalam proses belajar.
Keterampilan
proses sains (KPS) sendiri sangatlah penting untuk dilatih dan dikembangkan hal
ini dikarenakan sebagai keterampilan ilmiah yang dimiliki dan digunakan oleh
siswa untuk melakukan berbagai kegiatan ilmiah sehingga menghasilkan sebuah
pengetahuan dan pemahaman baru bagi siswa terhadap sebuah konsep maupun teori.
Keterampilan proses sains (KPS) sendiri terdiri dari keterampilan dasar (basic
skills) dan keterampilan terintegrasi (integrated skills) (Jaya,
2014:23).
Upaya
mengembangkan dan meningkatkan keterampilan proses sains, dapat ditempuh guru
dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan lebih memfo- kuskan pada
pemberian-pemberian secara langsung (hands
on activity), misalnya melalui kegiatan pengamatan maupun penyelidikan.
Pembelajaran yang demikian akan lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Dengan
demikian akan membantu siswa mengingat kembali materi pelajaran yang pernah
dipelajarinya. Misalnya pembelajaran perubahan lingkungan terhadap berbagai
macam persoalan limbah terhadap lingkungan yang dapat mempengaruhi organisme
dan tumbuhan yang ada. Pembelajaran konsep ini akan lebih menarik dan bermakna
bagi siswa apabila siswa dapat belajar langsung dan mengamati di sekitar
lingkungan sekolah melalui pengembangan keterampilan proses sains.
Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013 pada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA terdiri atas dimensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dimensi sikap
dengan kualifikasi kemampuan seperti memiliki
perilaku yang mencerminkan
sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri dan bertanggung jawab, dimensi pengetahuan dengan kualifikasi
kemampuan seperti memiliki
pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian, serta dimensi
keterampilan dengan kualifikasi kemampuan seperti memiliki kemampuan pikir dan
tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak
dan konkret sebagai pengembangan dari yang
dipelajari di sekolah
secara mandiri.
SMA Negeri 1
Muara Harus merupakan salah satu sekolah yang dipilih oleh Pemerintah Kabupaten
Tabalong untuk menerapkan Kurikulum 2013 untuk mewakili sekolah di Kecamatan
Muara Harus, maka diperoleh informasi dalam pembelajaran biologi yang telah
dilaksanakan masih banyak hal-hal yang perlu ditingkatkan. Adapun hal-hal yang
perlu ditingkatkan dalam penggunaan metode pembelajaran, yakni pertama: karena selama pembelajaran
hanya sedikit sekali siswa yang aktif disebabkan karena guru masih sering
menggunakan metode pembelajaran konvensional seperti ceramah. Begitu juga
penggunaan pembelajaran metode praktikum di lapangan dan kegiatan yang
menunjang keterampilan proses sains siswa tidak berkembang secara maksimal. Hal
ini terlihat ketika proses pembelajaran siswa belum bisa melakukan langkah-langkah keterampilan
proses sains seperti mengamati, mengelompokkan
atau klasifikasi, merumuskan masalah, menggunakan alat, menyajikan data,
membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan dengan baik. Akibatnya, keterampilan
proses sains siswa menjadi rendah, oleh karenanya agar siswa dapat terlatih
perlu sekali pembelajaran dengan keterampilan proses sains dan dipadukan dengan
pembelajaran pendekatan saintifik agar tingkat keberhasilan belajar dan
keterampilan proses sains siswa menjadi meningkat. Kedua, siswa kurang aktif dalam mencari informasi mengenai materi
yang diajarkan dan terfokus pada guru saja untuk mendapatkan informasi.
Berdasarkan
masalah yang ada di sekolah maka peneliti mencari solusi guna memperbaiki
sumber masalah. Baik yang berasal dari siswa maupun dari metode
pembelajarannya. Salah satu jalan keluarnya agar proses pembelajaran dapat
berhasil dan tercapai serta menjadikan siswa lebih terampil dalam mengembangkan
proses sainsnya maka peneliti berkeinginan untuk menggunakan pendekatan
pembelajaran saintifik.
Selain itu, pendekatan
pembelajaran saintifik sangat efektif dipergunakan, agar siswa menjadi lebih
aktif dalam melakukan aktivitas belajar, guru hanya menjadi pembimbing. Siswa
dapat belajar bagaimana cara mengamati, menggali dan menemukan informasi secara
langsung di lingkunganya terkait analisis dampak lingkungan yang berada di
sekitar lingkungan sekolahnya.
Esensi pendekatan
saintifik (scientific approach) yang disebut
juga sebagai pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan
suatu proses ilmiah. Karena itu kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan
saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas
perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para
ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning) (Daryanto 2014:55).
Penelitian dengan
penggunaan model pembelajaran keterampilan proses sains yang dilakukan oleh Ariani
(2015), Normilawati (2015) dan Hamdani (2015) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Berdasarkan
uraian di atas, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1 Muara Harus Dengan
Pendekatan Pembelajaran Saintifik Pada Konsep Perubahan Lingkungan “
Berdasarkan latar
belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai
berikut:
1. Bagaimana
peningkatan keterampilan proses sains siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Muara
Harus dengan menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik pada konsep
perubahan lingkungan ?
2. Bagaimana
peningkatan hasil belajar siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Muara Harus dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik pada perubahan lingkungan ?
3. Bagaimana
keterlaksanaan proses pembelajaran siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Muara Harus
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik pada konsep perubahan lingkungan
?
Manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi
peneliti, dapat memperoleh masukan, wawasan baru dan pengalaman yang berharga
yang telah didapat untuk digunakan dalam pembelajaran .
2. Bagi
siswa, dapat meningkatkan proses sains dan hasil belajar pada konsep perubahan
lingkungan serta memeberikan pengetahuan dan pengalaman belajar yang bermakna.
3. Bagi
guru, dapat dijadikan sarana dan tambahan informasi baru dalam upaya
memperbaiki proses pembelajaran IPA serta dapat menerapkan keterampilan proses
sains dengan pendekatan pembelajaran saintifik.
4 Bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan
kontribusi terhadap perbaikan pembelajaran IPA, khususnya pada konsep perubahan
lingkungan serta dapat meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas.