BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan bagi perkembangan dan
pembangunan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada bagaimana
bangsa tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia
dalam hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada
anggota masyarakat terutama kepada peserta didik. Melalui pendidikan berupaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam hal ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dilakukan dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional.
Guru
dalam melaksanakan tugasnya secara professional memerlukan wawasan yang mantap
dan utuh tentang kegiatan belajar–mengajar. Agar tercipta proses pembelajaran
yang lebih baik dibutuhkan seorang guru yang profesional. Pendapat tersebut
didukung oleh Sardiman (2007:133) Guru yang profesional adalah memiliki
sekumpulan bidang ilmu sebagai landasan dari sejumlah tehnik dan prosedur yang
unik. Sebagai contoh seorang guru harus mempelajari psikologi, metode
pembelajaran, dan lain-lain. Salah satu ciri dari seorang guru yang profesional
dalam meningkatkan pendidikan di sekolah, maka seorang guru harus memahami dan
mampu menggunakan bermacam-macam metode pembelajaran. Penggunaan bermacam-macam
metode pembelajaran, dapat meningkatkan kualitas berpikir para siswa
(Sardiman,2007: 34). Seorang guru harus memiliki gambaran secara menyeluruh
mengenai bagaimana proses belajar mengajar itu terjadi serta langkah-langkah
apa yang diperlukan sehingga tugas–tugas keguruannya bisa dilakukan dengan baik
dan memperoleh hasil sesuai tujuan yang diharapkan. Salah satu wawasan yang
perlu dimiliki guru adalah strategi belajar mengajar yaitu garis besar haluan
bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah digariskan. Dengan strategi
tersebut, guru mempunyai pedoman berkenaan dengan berbagai alternatif pilihan
yang mungkin, dapat, atau harus ditempuh supaya kegiatan belajar–mengajar itu
berlangsung secara teratur, sistematis, terarah, lancar dan efektif.
Tidak
hanya guru yang berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan tapi juga dari diri
siswa yang belajar. Belajar (Djmarah,2006:10) didefinisikan sebagai suatu
proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman dan
latihan. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi
lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus
mengadakan pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang
paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal. Dalam
pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan dan terkontrol.
Pembelajaran
bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan berbahasa. Salah satu keterampilan berbahasa yang cukup
kompleks adalah menulis. Keterampilan menulis diajarkan dengan tujuan agar
siswa mempunyai kemampuan dalam menuangkan ide, gagasan, pikiran, pengalaman,
dan pendapatnya dengan benar. Menulis merupakan kegiatan yang paling
kompleks untuk dipelajari
dan diajarkan.
(http://Aflahchintya23.wordpresss.
com/2011/20/03).
1.
Identifikasi
Masalah
Di sekolah dasar keterampilan menulis merupakan
salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya, di samping membaca dan
berhitung. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ditegaskan bahwa
siswa sekolah dasar perlu belajar Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
peserta dalam berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun
tulis. Keterampilan menulis di sekolah dasar dibedakan atas keterampilan
menulis permulaan dan keterampilan menulis lanjut. Keterampilan menulis permulaan
ditekankan pada kegiatan menulis dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh,
melengkapi, menyalin, dikte, melengkapi cerita, dan menyalin puisi. Sedangkan
pada keterampilan menulis lanjut diarahkan pada menulis untuk mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk percakapan, pengumuman, petunjuk,
dan cerita.
Berdasarkan
kenyataan dilapangan bahwa siswa dalam menulis teks pengumuman masih cenderung
sendiri sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menulis. Kesulitan yang
dialami siswa dalam menyusun teks pengumuman yang dihasilkan dapat
diidentifikasi beberapa kelamahan, yaitu (1) siswa belum mampu mengembangkan
teks penngumuman sesuai dengan kerangkan teks pengumuman, (2) siswa belum dapat
memilih kosa kata yang tepat dalam mempertajam teks pengumuman yang dibuatnya,
(3) kualitas ide tulisan yang dihasilkan masih rendah, dan (4) kemampuan siswa
dalam mengorganisasi ide masih belum tertata dengan baik.
Berdasarkan
identifikasi masalah diatas, peneliti berasumsi bahwa keterampilan siswa dalam
menulis teks pengumuman perlu ditingkatkan. Perbaikan terhadap proses menulis
perlu dilakukan segera. Dalam memperbaiaki kualitas pembelajaran perlu dituntun
dengan rencana pembelajaran yang berkualitas. Sehubungan dengan penyusunan
rencana pembelajaran Kunandar (2007:254) mengungkapkan bahwa ada empat komponen
utama yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana pembelajaran. Komponen
tersebut meliputi; (1) mengacu kompetensi dan kemampuan yang harus dikuasai
siswa, (2) menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang
memberikan kecakapan hidup (life skiil) sesuai dengan permasalahan dan
lingkungan sehari-hari, (3) menggunakan metode dan media yang sesuai dan (4)
penilaian dengan sistem menyeluruh. Keempat komponen tersebut akan muncul
bersama-sama dalam pembelajaran.
2.
Analisis
Masalah
Masalah
yang sering dihadapi guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia saat ini
adalah bagaimana hasil pembelajaran bahasa itu dapat diterapkan oleh siswa
secara fungsional, otentik, dan utuh. Dengan demikian, pada waktu belajar
bahasa siswa harus dihadapkan pada kondisi pembelajaran bahasa yang mirip
dengan kondisi pada waktu siswa menggunakan bahasa itu di dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk menciptakan lingkungan yang tepat dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas, guru perlu menata dan menyusun pengalaman,
mendemonstrasikan dan memperagakan penggunaan bahasa yang tepat. Dengan
perencanaan yang matang guru dapat mendesain pembelajaran dengan memilih
penggunaan pendekatan, metode atau model yang mengikutsertakan siswa secara
aktif dan kreatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tersebut.
Berdasarkan
hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa siswa kelas IV SDN Marindi siswa
tersebut dalam proses pembelajaran guru hanya berceramah, guru lebih
dominan menjelaskan materi sehingga
siswa tidak banyak terlibat aktif. Guru dalam mengajar belum menggunakan
pendekatan, metode atau model mengajar yang memberikan kesempatan untuk
berpartisipasi secara aktif terhadap peristiwa konkrit baik fisik, mental,
maupun emosional. Buku paket adalah salah satu-satunya sumber. Materi pelajaran
yang dipelajari hanya informasi dari guru yang bersifat hafalan tanpa siswa
mengerti prosesnya bagaimana memperoleh pemahaman tentang materi pelajaran
tersebut.
Kenyataan
yang ditemui di lapangan, dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa sering
merasa jenuh dan bosan karena setiap kali mereka belajar bahasa hanya terpaku
pada latihan yang disediakan guru. Siswa kurang respon terhadap pembelajaran,
kurang aktif dalam berbicara dan memberikan tanggapan, pendapat atau saran,
sehingga nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah dibandingkan dengan mata
pelajaran lainnya. Berdasarkan
pengalaman yang telah penulis dapatkan dalam penelitian di SDN Marindi, pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia nilai rata–rata kelas siswa kelas IV adalah
5,85 sedangkan nilai KKM (kriteria ketuntasan minimum) sekolah tersebut adalah
7,0.
Dengan kondisi seperti itulah maka
dipandang perlu untuk mengadakan pembaruan dalam pembelajaran untuk mengatasi
permasalahan di atas setelah menganalisis faktor penyebab dari kurang
keberhasilan siswa tersebut. Dampak dari kualitas pembelajaran seperti
dijelaskan di atas jika tidak ditangani menyebabkan hasil nilai ulangan mata
pelajaran Bahasa Indonesia
selalu rendah dan kurangnya minat atau gairah siswa terhadap pelajaran Bahasa
Indonesia tersebut.
3.
Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Cara yang bisa diterapkan untuk mengatasi masalah
tersebut adalah menerapkan pembelajaran dengan pendekatan CTL (Contextual
Teaching and Learning) yang membantu guru dalam mengaitkan
antara pokok bahasan yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk
siswa belajar dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru kepada siswa.
Pemaduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang
kuat dan mendalam sehingga siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara
penyelesaiannya. Dalam hal ini siswa perlu mengerti makna belajar dan
manfaatnya bagi kehidupan dan bagaimana cara mencapainya. Mereka harus sadar
bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya. Sehingga mereka dapat
menempatkan diri sendiri untuk membekali diri di dalam hidupnya. Mereka
mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya mencapainya. Dalam
upaya ini, mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing. Di kelas
kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Tugas guru
lebih banyak berkaitan dengan strategi daripada memberi informasi, mengelola
kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi
anggota kelas. Pengetahuan dan keterampilan dapat ditemukan oleh siswa, bukan
dari apa kata guru. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri
pengetahuan mereka melalui keterlibbatan aktif dalam proses pembelajaran (Wina
sanjaya,2007:
253).
B. RUMUSAN
MASALAH
Dari uraian di atas,
dapat dirumuskan masalah yang terjadi dalam pembelajaran bahasa indonesia,
yaitu :
1. Bagaimanakah aktivitas siswa pada
pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching and Learning Tipe Pemodelan pada
keterampilan menulis teks pengumuman kelas IV SDN Marindi?
2. Apakah hasil belajar dapat
ditingkatkan pada pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching and Learning Tipe
Pemodelan keterampilan menulis teks pengumuman kelas IV SDN Marindi?
C. TUJUAN
PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Tujuan penelitian ini
adalah
1. Untuk mengetahui bagaimanakah
aktivitas siswa melalui pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching and Learning
Tipe Pemodelan pada keterampilan menulis teks pengumuman kelas IV SDN Marindi.
2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar
dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan
pendekatan Contextual Teaching and Learning Tipe Pemodelan pada keterampilan
menulis teks pengumuman kelas IV SDN Marindi.
D. MANFAAT
PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat
bermanfaat bagi :
1. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan menulis, melatih
kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, mengembangkan
kemampuan berfikir, dan ketrampilan intelektual sehingga pembelajaran tersebut
akan tertanam dengan baik pada benak siswa, karena pembelajaran yang dilakukan
bermakna bagi mereka.
2. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan kepada guru tentang alternatif dalam pelajaran Bahasa
Indonesia untuk meningkatakan kemampuan siswa menulis teks pengumuman melalui penerapan pendekatan CTL (Contextual
Teaching and Learning) Tipe Pemodelan
dan berguna bagi guru dalam merancang skenario pembelajaran yang menyenangkan, penuh makna dan menembangkan
keterampilan berbahasa serta melahirkan kreativitas dan penggunaan pendekatan
pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan memiliki
manfaat terhadap upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas dan
menjadi inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran yang
relevan serta memberikan kontribusi dalam usaha untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran.
Untuk File BAB II Sampai Dengan Lampiran Klik 081351308823