Tingkat Pengangguran dapat
dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan
kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan
dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia,
dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang.
Berdasarkan
Jam Kerja
Berdasarkan
jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
§ Pengangguran Terselubung (Disguised
Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
suatu alasan tertentu.
§ Setengah Menganggur (Under
Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
§ Pengangguran Terbuka (Open
Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai
pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat
pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Sedangkan
di lihat dari faktor penyebabnya,
jenis-jenis pengangguran masih bis di perinci lagi yaitu, meliputi :
§ Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya
sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis
antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak mampu memenuhi
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
§ Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan
oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
§ Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran
struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
1.
Akibat permintaan
berkurang
2.
Akibat kemajuan dan
pengguanaan teknologi
3.
Akibat kebijakan
pemerintah
§ Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya
fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus
nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim
tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
§ Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat
imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah
daripada penawaran kerja.
§ Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat
perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
§ Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus
disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).
Tambahan :
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.
Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan
jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan
efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggupertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana
pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan
oleh lebih banyak orang.
Ada beberapa sebab mengapa seseorang bisa tidak bekerja alias
nganggur tanpa pekerjaan yang menghasilkan cukup uang :
1. Melamar pekerjaan
yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan dan kemampuan diri. Tanpa
pengalaman yang cukup maka seseorang akan sulit untuk mendapat pekerjaan yang
dilamar. Terkadang memiliki ijasah dengan nilai bagus pun tidak membantu jika berasal
dari sekolah/kampus yang tidak ternama.
2. Terlalu menuntut gaji
yang besar ketika melamar kerja sehingga bisa memberatkan perusahaan. Mintalah
gaji yang standar sesuai dengan kebutuhan hidup jika masih pemula / fresh
graduate, kecuali memiliki keahlian yang langka/jarang dipunyai orang lain atau
pengalaman jam terbang yang tinggi.
3. Melamar pada
perusahaan yang tidak membuka lowongan kerja sehingga lamaran yang masuk akan
ditampung atau langsung dibuang ke tempat sampah. Jangan mendatangi pintu perusahaan
satu persatu untuk menawarkan diri sebagai pegawai. Setiap perusahaan memiliki
cara masing-masing dalam mencari sdm yang diinginkan.
4. Melamar kerja dengan
format lamaran dan lampiran yang tidak tepat akan mempersulit pelamar untuk
maju ke babak tahapan selanjutnya. Gunakan surat lamaran dan cv (Curriculum
Vittaae) yang mengikuti trend jaman, modern, ketik komputer, desain yang rapi,
dan lain-lain.
5. Tidak mau kerja di
perusahaan yang tidak terkenal dan perusahaan yang memberikan gaji tunjangan
kecil (gengsi tinggi). Sebaiknya dicoba saja dulu tawaran pekerjaan yang ada
daripada nanti menyesal. Terkadang perusahaan menugaskan karyawan baru bekerja
di suatu daerah namun ditolak dengan berbagai alasan. Jika anda komit sebaiknya
jalani saja peluang yang ada karena bisa jadi hanya sarana untuk mengetes
kesiapan, keandalan atau kemampuan anda.
6. Pencari kerja malas
untuk melamar kerja dan lebih suka santai-santai di rumah menikmati hidup.
Mungkin orang semacam ini punya sumber pemasukan dari berbagai sumber pasif.
Orang yang memiliki penyakit atau cacat tubuh biasanya minder dan merasa rendah
diri dari orang normal. Padahal belum tentu begitu jika kita punya suatu
kemampuan atau bakat yang jarang dipunyai orang lain.
7. Kondisi ekonomi yang
sedang jatuh dapat membuat permintaan akan tenaga kerja tidak sebanding dengan
penawaran tenaga kerja sehingga menyebabkan banyak phk dan lowongan kerja baru
yang langka. Usaha kecil dan menengah (ukm) sangat penting untuk dikembangkan
dengan semangat wirausaha yang tinggi. Untuk itu diperlukan peran serta
pemerintah dan masyarakat untuk menumbuhkembangkan ukm-ukm yang ada secara
profesional.
Cara Mengatasi Pengangguran
Adanya bermacam-macam
pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis
pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut.
Cara Mengatasi
Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi
pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
§ Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
§ Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari
tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
§ Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi
formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
§ Segera mendirikan industri padat karya di
wilayah yang mengalami pengangguran.
Cara Mengatasi
Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat
digunakan cara-cara sebagai berikut.
§ Perluasan kesempatan kerja dengan cara
mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
§ Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang
industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.
§ Menggalakkan pengembangan sektor informal,
seperti home industry.
§ Menggalakkan program
transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal
lainnya.
§ Pembukaan proyek-proyek
umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga
bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi
baru dari kalangan swasta.
Cara Mengatasi
Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut.
§ Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan
kerja di sektor lain, dan
§ Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain
untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
Cara Mengatasi
Pengangguran Siklis
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan
cara-cara sebagai berikut.
§ Mengarahkan permintaan
masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
§ Meningkatkan daya beli masyarakat.