Komponen keterampilan membuka pelajaran atau keterampilan membuka pembelajaran merujuk pada aktivitas utama dalam set induction. Terdapat empat aktivitas utama dalam membuka pembelajaran, yaitu: (1) memperoleh perhatian siswa; (2) membangkitkan motivasi siswa; (3) menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman sebelumnya dan tugas yang harus dilakukan; serta (4) menyampaikan struktur materi pelajaran.[1], [2]
Mendapatkan Perhatian Siswa
Pada awal pembelajaran, guru harus
mendapatkan perhatian siswa.[3] Guru harus memastikan kesiapan siswa
untuk belajar, agar pembelajaran dapat dilaksanakan dengan efektif,[4]
dan dapat berjalan dengan mulus.[5] Namun demikian mendapatkan perhatian
siswa tidak selalu mudah. Guru harus membuka pembelajaran dengan
sesuatu yang menarik, karena mendapatkan perhatian siswa pada awal
pelajaran dengan sesuatu yang menarik akan meningkatkan kemungkinan
perhatian siswa tetap terjaga selama proses pembelajaran berlangsung[6].
Guru dituntut untuk kreatif,[7] karena perhatian siswa akan tertarik
oleh situasi yang relatif baru.[8]
Jangan menuntut perhatian siswa, tetapi
datangkan perhatian mereka.[9] Berbagai cara dapat dilakukan guru untuk
mendapatkan perhatian siswa, antara lain dengan menggunakan suara,
gerakan, kontak mata, menggunakan alat bantu audio visual, serta
mengubah pola interaksi guru dan murid.[10]
Guru dapat memulai pembelajaran dengan
tidak melakukan apapun. Berdiri dan diam. Siswa akan segera memusatkan
perhatian mereka pada guru, karena siswa sudah terbiasa mendengar guru
bicara. Tidak adanya pembicaraan guru akan menarik perhatian mereka.
Guru juga dapat memulai pembicaraan dengan nada yang sangat rendah.
Sebagian besar dari kita ingin mendengar apa yang kita tidak bisa
dengar. Suara guru yang rendah akan menarik perhatian siswa. Jangan
mencoba untuk berbicara dalam keadaan gaduh.[11] Selalu jaga kontak mata
dengan siswa selama pembukaan. Amati seluruh kelas dengan seksama.[12]
Hindari memulai pelajaran dari belakang meja (sambil duduk).[13]
Mengubah pola interaksi guru dan murid
bisa menjadi teknik yang efektif untuk mendapatkan perhatian. Misalnya,
seorang guru dapat tiba-tiba duduk dengan siswa, padahal sebelumnya
belum pernah dilakukan. Semua manusia memiliki struktur kognitif dasar
yang berusaha untuk mengakomodasi informasi baru yang bersifat tak
terduga. Oleh karena itu unsur kejutan perilaku merupakan pusat
keberhasilan teknik ini, karena dapat merangsang perhatian individu.[14]
Membangkitkan Motivasi Siswa
Fungsi utama dari set induction adalah
untuk mendapatkan perhatian dan membangkitkan motivasi siswa di awal
pembelajaran. Cara individu memandang dan memahami informasi dipengaruhi
oleh motivasi. Untuk membangkitkan motivasi siswa, seorang guru
profesional harus tampak bermotivasi tinggi dan dapat memotivasi.[15]
Guru yang memiliki motivasi tinggi
ditunjukkan dengan penampilan guru yang antusias,[16] dan komitmen
pribadi. Guru yang terlihat tidak siap, tidak menarik, terburu-buru, dan
gugup, tidak mungkin dapat menginspirasi kepercayaan siswa dan dapat
memotivasinya. Guru profesional harus menunjukkan kepedulian, komitmen,
antusiasme, minat, perhatian dan keahlian.[17]
Siswa dapat dimotivasi dengan bercerita,
menyajikan masalah yang menarik, memberikan pernyataan provokatif,
perubahan perilaku dari guru,[18] memperkenalkan unsur kejutan,
demonstrasi,[19] menggunakan model, diagram, atau gambar yang dapat
mengudang komentar siswa, mengajukan hipotetis yang menyajikan dilema
yang menarik,[20] diskusi, lembar kerja, permainan, proyek-proyek yang
memicu perhatian dan mendorong siswa untuk aktif dalam mempelajari
materi pelajaran yang akan dipelajari.[21]
Menghubungkan Materi Pelajaran
Pembelajaran akan menjadi lebih bermakna
apabila pengetahuan baru terintegrasi dengan pengetahuan sebelumnya.
Oleh karena itu guru harus melakukan aktivitas yang memungkinkan siswa
untuk mengingat pengetahuan sebelumnya dan menghubungkannya dengan
pengalaman baru.[22]
Menghubungkan pelajaran sebelumnya
dengan pelajaran yang akan dipelajari sekarang, memungkinkan siswa
memiliki fondasi yang kuat mengenai suatu topik materi pelajaran. Selain
itu memberikan kesempatan yang lebih baik kepada siswa untuk menyimpan
materi pelajaran dalam memori jangka panjang.[23]
Meninjau informasi sebelumnya sangat
penting untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa mengenai subjek yang
akan dibahas. Informasi ini, digunakan untuk menentukan tingkat
penjelasan yang sesuai pada tahap berikutnya. Proses menghubungkan apa
yang sudah diketahui dengan materi baru telah terbukti menjadi prosedur
pengajaran yang efektif untuk memfasilitasi pemahaman siswa terhadap
informasi baru. Dalam transaksi interpersonal, sebuah pertemuan, banyak
dipengaruhi oleh keputusan yang dibuat dan komitmen yang dilaksanakan
pada pertemuan sebelumnya.[24]
Menghubungkan materi pelajaran juga
bermakna mengaitkan topik pelajaran dengan situasi yang dikenal siswa.
Jika terdapat berita mengenai kelompok musik terkenal yang telah
melakukan konser, gunakan berita tersebut untuk memicu diskusi tentang
kebebasan berekspresi. Berita mengenai tumpahan minyak di lepas pantai
bisa berfungsi sebagai katalis untuk pelajaran mengenai masalah
pencemaran. Sebuah karung plastik yang diisi dengan cangkir styrofoam,
popok sekali pakai, sekaleng oli motor, sekaleng hairspray aerosol, dan
sebotol pembunuh gulma beracun bisa berfungsi sebagai pengenalan
pelajaran tentang polusi lingkungan. Beberapa iklan majalah dapat
memberikan batu loncatan untuk pelajaran menulis.[25]
Menyampaikan Struktur Materi Pelajaran
Kemampuan guru untuk menyusun materi
pelajaran secara logis dan koheren telah lama dikenal menjadi fitur
pengajaran yang efektif.[26] Oleh karena itu penyampaian struktur materi
pelajaran di awal pembelajaran harus menjadi perhatian serius.
Penyampaian struktur materi pelajaran terkait dengan penyampaian tujuan pembelajaran,
dan tahapan yang pembelajaran yang mungkin untuk mengejar tujuan
tersebut. Penentuan tujuan pembelajaran memungkinkan siswa untuk
mempersiapkan diri sepenuhnya. Siswa akan mempersiapkan mental untuk
topik yang akan dibahas, dan berpikir tentang kontribusi yang mungkin
dapat mereka lakukan.[27]
Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa
belajar secara signifikan dapat ditingkatkan ketika siswa memahami
tujuan dari kegiatan yang mereka lakukan.[28] Oleh karena itu pada awal
pembelajaran guru harus merinci tujuan yang diharapkan akan dicapai oleh
siswa.