Sharing Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Sabtu, 02 November 2013

KESALAHAN-KESALAHAN DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


 

  1. Peneliti PTK tidak melaksanakan pembelajaran di kelas. ini salah prosedur. artinya peneliti seharusnya juga mengajar di kelas yang menjadi subyek PTK. termasuk mahasiswa calon guru, ketika melaksanakan PTK untuk tugas menulis skripsi– dia harus mengajar di kelas itu—tidak boleh dia hanya menjadi kolaborator (observer), sementara yang melakukan tindakan malah guru kelas/bidang studi di kelas itu.mengapa demikian? pertama, karena mahasiswa belum memiliki kompetensi (kewenangan).  kedua, PTK itu penelitian bersifat reflektif guru berdasarkan yang dirasakan dan dialami selama mengajar (meskipun hanya dua siklus). SOLUSI:  kolaborator sebaiknya guru kelas/bidang studi tertentu (guru dalam jabatan), kepala sekolah/madrasah, pengawas, dosen pembimbing, widyaiswara atau profesi sejenis yang memiliki kompetensi. apabila mengajak teman sejawat mahasiswa untuk membantu mengamati dan mengisi lembar observasi selama PTK itu tidak dianggap sebagai kolaborator tetapi asisten kolaborator.
  2. RPP untuk PTK pada siklus pertama dan kedua dengan materi pembelajaran yang sama. ini salah prosedur. seharusnya materi pembelajaran pada siklus kedua melanjutkan materi pembelajaran pada siklus pertama. Dengan kata lain, indikator yang disebut pada siklus pertama dan kedua tidak sama, karena bersufat melanjutkan. Bagaimana dengan penerapan model/strategi/metode yang digunakan? pada siklus pertama dan kedua penerapan model/strategi/metode yang digunakan masih sama. demikian juga apabila tindakan yang dipilih adalah selain model—misalnya pemanfaatan media pembelajaran interaktif berbasis macroflash/Video/APE/ lingkungan dsb, maka media bersifat sama, tetapi materi pembelajaran/ indikator bersifat melanjutkan. kesalahan umum yang terjadi, materi tetap sama pada siklus pertama dan kedua; ini bias dan tidak benar.Mengapa?  karena jika demikian, seperti program remedial, materi hanya diulang dengan metode yang sama dengan tujuan agar meningkat hasil belajar siswa. ya iyalah..! hasil belajar meningkat, masak sudah diulang hasilnya tidak meningkat? jika tidak meningkat berarti gurunya gagal dan tidak bisa mengajar. yang menjadi persoalan adalah: apa betul meningkatnya hasil belajar karena efek dari tindakan kelas dengan model tertentu itu? atau karena efek dari dulangnya materi yang sama? di sinilah letak biasnya! SOLUSI: dalam menyusun RPP PTK untuk siklus pertama dan kedua, semestinya SK (standar kompetensi) dan KD (kompetensi dasar) boleh sama, tetapi indikator/ materi pembelajaran harus melanjutkan dan tidak boleh sama alias haram dalam PTK
Share:

Definition List

Unordered List

Support